 |
| Sejarah Asal Usul Fakta Kasihan, Bantul |
Sejarah Asal Usul Fakta Kasihan, Bantul
Masyarakat luas pasti sudah mengenal Kabupaten Bantul karena wisatanya yang begitu banyak dan cocok untuk dikunjungi. Tapi apakah kamu tahu jika ada Kecamatan di Bantul yang bernama Kasihan ? mendengarnya saja pasti kamu sudah familiar, namun dengan arti kata yang berbeda. Nah... artikel ini akan memberi informasi untuk kamu-kamu Sejarah Asal Usul Fakta Kasihan, Bantul agar kamu lebih Kabupaten Bantul.
Kita akan membahas fakta-fakta tentang Kecamatan Kasihan. Wilayah Kasihan dulu merupakan wilayah Kawedanan Godean, Kecamatan Kasihan terletak di dataran rendah yang berjarak 9 Km dari ibukota Kecamatannya yang memiliki penduduk 77.261 orang yang terdiri dari 38.582 laki-laki dan 38.679 perempuan. Berikut sedikit fakta mengenai Kecamatan Kasihan dan sekarang beralih ke Sejarah nama dari Kecamatan Kasihan.
Semua bermula saat Senapati si pendiri Dinasti Mataram mengalami pemberontakan yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Ki Ageng Mangir Wonoboyo dikenal sebagai pemimpin yang sakti dan memiliki pengikut hingga berjumlah ribuan. Oleh karenanya, jika Senapati ingin menyerang Ki Ageng Mangir Wonoboyo yang terjadi adalah pertempuran besar-besaran yang menjatuhkan banyak prajurit dan menyebabkan rakyat kecil jadi luka.
Untuk membantu mempertimbangkan solusi yang akan diambil, penasihat Senapati yang bernama Ki Juru Mertani pun dipanggil. Setelah pembahasan, akhirnya Ki juru Mertani mengatakan bahwa yang bisa mengalahkan Ki Ageng Wonoboyo adalah Ratu Pembayun putri sulung Senapati.
Saat santap malam selesai, Senapati menyuruh abdi wanita untuk memanggil Pembayun. Saat pembayun datang, Senapati menjelaskan bahwa jika mengaku sebagai warga Mataram, dia mempunyai kewajiban untuk berbakti kepada negeri. Pembayun pun terpaksa menyamar menjadi penari tayub yang memiliki tugas untuk memikat Ki Ageng Wonoboyo.
Untuk itu Pembayun harus mengganti namanya menjadi Rara Kasihan, tapi dia juga menjadi penari tayub bersama putri-putri lainnya di keraton yang mengganti namanya juga. Setelah menjalani latihan yang sembunyi-sembunyi, mereka pun berangkat menuju desanya Ki Ageng Wonoboyo. Malam harinya waktu pentas, mata Ki Ageng Wonoboyo tidak lepas dari seorang Rara Kasihan karena kemolekan tubuh dan kecantikannya.
Singkat cerita, Ki Ageng Wonoboyo pun menikahi Rara Kasihan dan setelah tiga bulan Rara Kasihan menjadi gelisah karena mengingat tugasnya. Akhirnya Rara Kasihan pun berkata jujur terhadap Ki Ageng Wonoboyo kalau ternyata dia adalah putri dari Senapati. Ki Ageng Wonoboyo yang mendengarnya pun kaget, dan dia akan mendatangi Mataram untuk menghaturkan sembah dan minta maaf.
Setelah sampai di Mataram, Ki Ageng Wonoboyo pun sujud di depan Senapati dan disaat sujudnya itu kepala Ki Ageng Wonoboyo dibenturkan ke singgasananya yang terbuat dari batu yang menyebabkan Ki Ageng Wonoboyo meninggal. Sementara itu, karena Rara Kasihan sudah terkenal sebagai penari tayub, orang desa banyak membicarakannya dan membuat nama desanya menjadi Kasihan yang letaknya di Kabupaten Bantul.
Kasihan, Bantul sendiri masih banyak memiliki daya tarik di bidang wisatanya seperti Kasongan, Tamansari Water Castle, Jogja Nasional Museum dan masih banyak lagi. Selain itu kuliner di Kasihan, Bantul juga tidak kalah terkenalnya seperti Soto Kadipiro, Lele Mangut dan masih banyak lagi.
Jangan bosen-bosen untuk selalu menunggu artikel menarik dari Hostel Jogja ID karena selain dari sejarah-sejarah, kamu juga bisa mendapatkan ulasan mengenai perkembangan wisata yang berada di Yogyakarta. Sampai jumpa di artikel selanjutnya...
{[['
']]}
']]}
