Sejarah, Mitos, dan Fakta Candi Borobudur |
Sejarah, Mitos, dan Fakta Candi Borobudur—
Candi Borobudur merupakan satu dari 7 keajaiban dunia. Candi ini disebut
sebagai kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Candi
Borobudur merupakan salah satu tempat wisata populer di Yogyakarta,
terutama bagi para wisatawan asing.
Banyak sekali hal-hal menarik yang bisa kita dapat dari obyek wisata ini.
Tentang sejarahnya yang masih samar-samar sampai sekarang, kemegahan
arsitekturnya yang mengalahkan zaman, dan hal unik lainnya. Maka dari itu
Hostel Jogja Murah di artikel ini mencoba mengupas beberapa Sejarah, Mitos, dan Fakta Candi Borobudur.
Candi Borobudur berada di Magelang, Jawa Tengah. Namun kebanyakan
pengunjung adalah wisatawan yang datang dari Yogyakarta. Candi Borobudur
pertama kali ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal
Inggris pada tahun 1814. Dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pulau Jawa”,
Raffles menulis candi itu dengan nama Candi Borobudur. Namun asal usul nama
candi ini merupakan misteri tersendiri.
Ada yang mengemukakan alasan mengapa Raffles menggunakan nama Borobudur
adalah karena terdapat desa bernama Boro di dekat candi itu. Sedangkan kata
Budur sendiri bisa jadi berhubungan dengan istilah Buda dari
bahasa jawa yang berarti “Purba”. Sehingga Borobudur berarti Boro Purba.
Namun ada arkeolog yang menyebutkan bahwa nama Budur berasal dari kata buddhara yang berarti gunung.
Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada masa kejayaan Dinasti
Syailendra, sekitar abad 8, dan selesai pada masa pemerintahan Raja
Samaratungga pada tahun 825. Candi ini memiliki luas 123 x 123 meter
persegi dan memiliki 10 tingkat. Di atasnya terdapat 504 acra, 72 stupa,
dan sebuah stupa besar sebagai induk di puncaknya.
Dinding-dindingnya dihiasi 1460 panel relief dengan panjang 2 meter tiap
panelnya. Ada tiga tingkatan kisah-kisah yang terpahat di dalam relief.
Kisah-kisah tersebut menceritakan tentang perjalanan kehidupan Buddha.
Tingkat terbawah yaitu Kamadhatu, yang pada reliefnya menceritakan tentang
dunia yang masih diselimuti nafsu rendah. Tingkat kedua yaitu Rapadathu,
yang menceritakan tentang dunia yang sudah terbebas dari nafsu rendah,
namun masih terikat dengan wujud. Sedangkan yang paling atas adalah
Arupadathu, di dindingnya tidak ditemukan relief apapun, yang
mengisyaratkan terlepasnya dari ikatan wujud.
Candi Borobudur merupakan monumen arsitektur dan juga karya seni yang tak
tertandingi. Bangunan ini merupakan bangunan yang telah melampaui zamannya,
dibuat dengan arsitektur yang mengesankan, dan dengan berbagai relief dan
stupa yang indah.
Di Candi Borobudur, kamu bisa mempelajari karya seni dan sastra dari zaman
Dinasti Syailendra. Kamu bisa melihat relief-relief yang menceritakan
berbagai kisah menarik, yang bisa kamu ikuti secara urut jika mengitari
candi searah putaran jarum jam. Kalau kamu bingung membacanya, disediakan
jasa pemandu yang akan membantumu untuk membaca ceritanya secara utuh.
Selain wisata sejarah, tentu Candi Borobudur menawarkan spot berfoto yang
sangat menarik. Kamu bisa berfoto dengan relief-relief, atau dengan salah
satu stupa. Di kompleks Borobudur juga banyak terdapat toko-toko suvenir
seperti topi, kaos, tas, gantungan kunci, dan juga miniatur candi yang bisa
kamu bawa pulang untuk dipamerkan ke teman-teman.
Setiap tahun di Hari Waisak, umat Buddha dari seluruh dunia banyak yang
mengunjungi Candi Borobudur untuk beribadah. Di hari itu pengunjung
Borobudur mencapai puncaknya, karena merupakan salah satu pusat perayaan
Hari Waisak. Saat malam Waisak di Candi Borobudur dilakukan pelepasan
ratusan lampion ke langit dengan harapan terbaik untuk satu tahun ke depan.
Cara paling mudah menuju Borobudur adalah melalui Yogyakarta. Karena dari
Yogyakarta kamu tinggal mengikuti jalur utama Yogyakarta-Semarang melalui
Magelang, dan kamu akan tiba di area Borobudur. Jadi kalau kebetulan kamu
sedang mengunjungi Yogyakarta, jangan lupa menyempatkan datang ke Candi
Borobudur.
Rate this posting: {[['']]}