Sejarah, Asal Usul dan Fakta Kotagede |
Sejarah, asal usul dan fakta Kotagede –
Siapa yang sudah tak asing lagi dengan tempat ini? Warga Yogyakarta tentunya sudah tidak asing lagi dengan salah satu kecamatan di Yogyakarta ini. Lokasinya yang berjarak 5 km dari pusat kota Yogyakarta, membuat kecamatan ini juga sering dikunjungi layaknya tempat-tempat lain di Yogyakarta.
Kemudahan untuk mengakses Kotagede juga jadi hal yang menarik nih, baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Jika dari Terminal Giwangan bisa menggunakan bus Transjogja trayek A3 yang nantinya akan mengantar kamu ke Kotagede.
Tapi sudahkah kamu tau Sejarah, Asal Usul dan Fakta Kotagede? Mari simak pembahasan dibawah ini!
- - Sejarah
Kota ini merupakan kawasan bersejarah yang merupakan The Old Capital City yang menyimpan sejarah mengenai lahirnya Mataram Islam. Berawal dari berdirinya sebuah kerajaan di tengah hutan pada tahun 1575 yang diprakarsai oleh Ki Ageng Pemanahan yang merupakan asal mula berdirinya kerajaan Mataram. Seluruh tanah Jawa merupakan daerah kekuasan dari kerajaan Mataram Hindu.
Ki Gede Pemanahan membangun desa kecil di hutan tersebut dan perlahan-lahan desa tersebut semakin berkembang sampai Ki Gede Pemanahan wafat. Kepemimpinan selanjutnya diteruskan oleh puteranya yang bergelar Senopati Ingalaga. Desa tersebut di bawah kepemimpinan Senopati Ingalaga tumbuh dan terus berkembangan dengan pesat sehingga berubah menjadi sebuah kota yang sangat ramai dan makmur dan akhirnya disebut dengan Kotagede atau Kota Besar.
Dalam kiprahnya sebagai pemimpin, Senopati Ingalaga juga membangun benteng dalam ( cepuri ) yang cakupannya mengelilingi kraton dan juga dibangun benteng luar ( baluwarti ) yang mengelilingi wilayak kota seluas sekitar 200 Ha. Selanjutnya Senopati Ingalaga menjadi raja pertama Mataram Islam yang bergelar Penembahan Senopati dengan pusat pemerintahanya di Kotagede.
Selanjutnya dibawah kepemimpinan Panembahan Senopati, kerajaan Mataram yang dipimpinnya berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Pati, Madiun, Kediri dan Pasuruan. Hampir seluruh Tanah Jawa menjadi wilayah kekuasaanya kecuali Batavia dan Banten.
Kerajaan Mataram Islam ini mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan raja yang ke-3 yaitu Sultan Agung yang merupakan cucu dari Panembahan Senopati. Sultan Agung dalam pemerintahannya pada tahun 1613 memindahkan pusat kerajaan ke wilayah Karta Pleret Bantul.
- - Asal Usul
Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari Kasunanan Surakarta. Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibukota Kesultanan Mataram. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Wilayah kecamatan Kotagede sebagian dulu merupakan bagian dari bekas Kota Kotagede ditambah dengan daerah sekitarnya. sedangkan bagian lain dari bekas Kota Kotagede berada di wilayan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.
pemerintah Kota Yogyakarta hanya mampu menyentuh wilayah bekas Kota Kotagede yang masuk wilayah Kota Yogyakarta. Solidaritas masyarakat tersebut mewujudkan sebuah kesatuan wilayah yang tak terpisahkan sebagaimana dulu batas wilayah Kota Kotagede ini masih eksis. Wilayah bekas Kota Kotagede harus ditangani oleh dua unit Pemerintah yang berbeda.
- - Fakta
1. Pasar tradisional tertua Kotagede
Pasar tradisional tertua Kotagede |
Pasar Tradisional Kota Gede sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dan masih aktif hingga saat ini. Pasar ini juga sudah beberapa kali direnovasi, tetapi tidak mengubah struktur arsitekturnya. Aktivitas jual belinya pun semakin meningkat.
2. Kompleks makam-makam pendiri kerajaan
Kompleks makam-makam pendiri kerajaan |
Di kompleks ini terlihat tembok tinggi berdiri kokoh melindungi makam tokoh-tokoh pendiri Kerajaan Mataram. Begitu masuk ke area kompleks pengunjung akan disambut sebuah Gapura berarsitektur Hindu. Pada tiap-tiap Gapura dipasang pintu tebal dari kayu dengan berbagai ukiran indah. Pintu tersebut terlihat sangat kokoh karena lebih tebal dari pintu-pintu pada umumnya.
3. Rumah tradisional Kotagede
Rumah tradisional Kotagede |
Pada gapura rumah tradisional kotagede ini terdapat sebuah plakat bertuliskan “Cagar Budaya”. Ketika kita sudah masuk melewati gapura maka terlihat rumah-rumah tradisional Kota Gede yang masih terawat dengan baik. Uniknya rumah-rumah tradisional tersebut tetap digunakan sebagai rumah tinggal tanpa merubah konstruksi maupun desainnya.
Terima kasih telah membaca artikel sejarah, asal usul dan fakta Kotagede diatas. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu seputar Yogyakarta. Jangan lupa kunjungi Hostel Jogja ID untuk informasi seputar penginapan dan wisata di Yogyakarta. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
Rate this posting: {[['']]}