Menguak Sejarah Benteng Vredeburg Jogja |
Menguak Sejarah Benteng Vredeburg Jogja—
Benteng Vredeburg adalah salah satu ikon wisata Kota Yogyakarta. Letaknya
berada di kilometer nol (Km 0), berdekatan dengan Kraton Yogyakarta. Tempat
ini memiliki kisah sejarah yang secara langsung berhubungan dengan
perkembangan Kesultanan Jogja, karena awal pembangunannya memang bertujuan
sebagai pusat pengintaian dan pengendalian kesultanan oleh Belanda.
Kali ini Hostel Jogja ID ingin mengenalkan sisi historis dari Museum Khusus
Perjuangan Nasional ini. Mulai dari awal pembangunan, perubahan hak milik
dan alih fungsi, hingga kini menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah
di Yogyakarta. Artikel ini merupakan Part 2 dari keseluruhan artikel Menguak Sejarah Benteng Vredeburg Jogja. Untuk Part 1 bisa kamu cek linknya di bagian akhir artikel ini.
Masa Jepang, Markas Kempeitei—1942
Melalui Perjanjian Kalijati, akhirnya Belanda menyerahkan kekuasaan atas
wilayah Indonesia kepada Jepang. Di Yogyakarta sendiri, Jepang mengambil
alih gedung-gedung penting, termasuk juga Benteng Vredeburg. Benteng
Vredeburg menjadi salah satu pusat kekuatan tentara Jepang, selain di
Kotabaru. Di Benteng ini, Pasukan Kempeitei yang merupakan tentara pilihan
yang terkenal keras dan kejam bermarkas.
Selain sebagai marakas pasukan, Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai
tempat tahanan tawanan perang dan pemimpin-pemimpin pemberontak. Selain itu
juga difungsikan sebagai gudang persenjataan pusat di wilayah Yogyakarta,
tempat menyimpan persenjataan kiriman dari Semarang sebelum kemudian
didistribusikan.
Kemerdekaan Indonesia dan Perebutan Benteng—1945
Setelah kemerdekaan diproklamasikan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX
menyatakan dukungan atas berdirinya negara baru, Negara Republik Indonesia.
Hal ini memicu semangat rakyat Yogyakarta dan mengakibatkan berbagai aksi
spontan seperti pengibaran Bendera Merah Putih, perampasan gedung dan
pelucutan senjata Jepang. Dan Benteng Vredeburg, setelah lama dikuasai para
penjajah, akhirnya dapat direbut dan dikuasai oleh Indonesia.
Setelah itu Benteng Vredeburg tetap digunakan sebagai asrama dan markas
pasukan, dan juga sebagai gudang logistik dan persenjataan. Lalu pada tahun
1946 pemerintah memfungsikan rumah sakit di dalam benteng, untuk digunakan
oleh korban tentara dan keluarganya. Benteng ini juga sempat digunakan
untuk menahan beberapa pemberontak seperti Moh. Yamin, Tan Malaka, dan
Soedarsono.
Pada tahun 1948 Belanda melakukan Agresi Militer II. Benteng Vredeburg
menjadi salah satu target pengeboman pesawat-pesawat Belanda, hingga kantor
Tentara Keamanan Rakyat di dalamnya hancur. Akhirnya Belanda menguasai
kembali Benteng Vredeburg dan menggunakannya sebagai markas Dinas Rahasia
Belanda dan asrama tentara. Selain itu Belanda juga menyimpan senjata berat
seperti Tank, Panser, dan kendaraan militer lain di dalam benteng.
TNI dan rakyak pejuang berhasil menguasai kembali Benteng Vredeburg dan
bangunan lainnya pada saat Serangan Umum 1 Maret 1949. Setelah 6 jam
Yogyakarta dikuasai penuh oleh TNI dan rakyat, akhirnya pasukan mundur dan
Benteng Vredeburg kembali ditinggalkan karena Belanda mendapat pasukan
tambahan yang datang dari Magelang.
Indonesia baru benar-benar berhasil menguasai Benteng Vredeburg kembali
setelah Belanda meninggalkan Indonesia. Lalu benteng digunakan sebagai
tempat tahanan politik pada masa insiden G 30 S tahun 1965, di bawah
pengawasan Kementrian Pertahanan dan Keamanan.
Dari Benteng Menjadi Museum—1992
Pada 1976 sempat diadakan studi kelayakan bangunan terhadap Benteng
Vredeburg, yang menghasilkan keputusan pemugaran bekas benteng tersebut.
Kemudian pada tahun 1980 Benteng Vredeburg diserahkan kepada Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk dimanfaatkan.
Benteng Vredeburg sempat digunakan sebagai ajang Jambore Seni, Pendidikan
dan Pelatihan Dodiklat POLRI, dan masih sempat juga digunakan seabagi
markas TNI, sebelum akhirnya ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun
1981. Lalu pada tahun 1984 Kemendikbud mengalihfungsikan Benteng Vredeburg
sebagai Musem Perjuangan Nasional. Sri Sultan Hamengkubuwono IX pun
mengizinkan pemugaran dan perubahan tata ruang gedung-gedung di dalam
benteng untuk kebutuhan museum.
Dan akhirnya, tahun 1992 secara resmi Benteng Vredeburg menjadi Museum
Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta seperti
yang bisa kita kunjungi sampai sekarang.
Lain kali kamu singgah di Yogyakarta, cobalah sekali-sekali mengunjungi
Musem Benteng ini, melihat bagaimana benteng yang berdiri semenjak adanya
Kesultanan Yogyakarta dulu hingga menjadi museum kebanggaan Indonesia
sekarang. Sambil melihat-lihat arsitektur bangunan, tembok yang
mengelilingi, dan berbagai pameran barang-barang sejarah di dalamnya, ingat
kembali bagaimana kisah Benteng yang awalnya hanya tembok tanah liat dan
bangunan bambu ini menjelma menjadi benteng kokoh yang diperebutkan, hingga
akhirnya menjadi tempat menyimpan sejarah perjuangan di tanah Jogja.
Kamu belum sempat membaca Part 1? Kalau belum kamu bisa artikelnya di Menguak Sejarah Benteng Vredeburg Jogja (Part 1)
Rate this posting: {[['']]}